expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

beres

Senin, 09 April 2012

Longlife motivation, endless inspiration.


Di satu sudut kota Mekah, seorang pemuda hitam legam sedang terbaring sambil terengah-engah menatap langit biru yang berenda awan tanpa ujung. Pandangannya kosong, matanya menatap perih, bukan karena lelah bekerja atau bergembala di tengah terik padang pasir, melainkan karena saat itu ia sedang disiksa oleh sang majikan, Umayyah bin Khalaf yang kala itu geram karena tingkah laku si  budak hitam memeluk agama baru yang dibawa oleh Muhammad bin Abdillah. Siapakah pemuda hitam yang kini tengah menggeliat itu? Ya, betul. Ia adalah Bilal bin Rabbah sang muadzin Rasulullah, si Habsyah hitam yang tak memiiki apa pun, bahkan tidak memiliki diri dan hidupnya sendiri yang kemudian menjelma menjadi teladan keimanan, pijar keteladanan perjuangan bagi umat muslim sampai saat ini.
Meski saat itu ia adalah seorang budak, namun keteguhannya dalam beriman menyalip derajat manusia-manusia yang bebas di mata Allah swt, meski saat itu ia adalah seorang miskin papa, namun keteladanannya dalam perjuangan telah menghantarkannya ke Syurga Allah yang super mahal, yang selalu didamba oleh setiap jiwa. subhanallah, bayangkan, ketika ubun-ubun bertopikan panas matahari, ditindihkanlah sebongkah batu besar ke atas dadanya yang tipis. Ayunan cambuk yang menyobek kulit dan dagingnya menemani hembusan angin padang pasir yang seakan lembut membelai tubuh kurusnya. Perih terasa, namun ternyata tidak ada kata yang keluar dari lisannya kecuali ucapan “Ahad… Ahad..”   Allahu akbar! Sungguh menakjubkan!
Kekuatan inspirasi seperti apa yang mampu membuatnya tegar sekokoh batu karang di tengah deburan ombak yang ganas demi mempertahankan keimanannya? Jenis motivasi seperti apa yang mampu menghantarkan seorang budak menjadi manusia yang dikenang bumi, dan dimuliakan para penghuni langit? Apakah karena dorongan untuk mendapatkan materi? Atau karena dorongan emosional semata? Tentu bukan. Mari kita buka al-Qur’an dan perhatikan secara mendalam penggalan surat yang mampu menyusup ke dalam hati siapa pun yang membaca dan merenungkannya :   

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin
diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka”
(QS at-Taubah [9] : 111)

Al-quwwah ar-Ruhiyah- kekuatan motivasi tiada henti, sumber inspirasi tiada batas
 Inspirasi inilah yang dimiliki oleh Bilal dan para sahabat lainnya, motivasi inilah yang menumbuhkan mentalitas baja dalam jiwa setiap pejuang yang tak kenal lelah menyusuri terjalnya jalan dakwah. Begitu dahsyatnya motivasi ini sebab bersumber dari segarnya bulir keimanan, yang menjadikan keridhoan Allah swt sebagai pucuk tujuan (ghayah al-ghayah).  Motivasi yang senantiasa mengasah militansi dakwah para pejuang Islam. Motivasi untuk mengharapkan keridhoan Allah swt yang akan berbalas pahala dan syuga. Nikmat syurga yang jika dibandingkan dengan senikmat-nikmatnya kehidupan dunia sangatlah tak sebanding. Nikmat dunia jika dibandingkan dengan nikmat syurga  ibarat setetes air dengan lautan yang sangat luas.  Penderitaan yang dialami ketika di dunia semasa menegakkan panji Islam pun tak kan terasa, kaki yang terluka karena tertancap duri kehidupan akan lekas sembuh kembali, pundak yang bungkuk karena berat dan besar amanah yang dipikul akan segera tegak penuh kemuliaan. Tubuh yang letih karena panjang perjalanan yang ditempuh akan terasa segar penuh ketenangan.  Mata yang sembab karena himpitan ujian dan cobaan  akan bersinar penuh cahaya kebahagiaan.  Setiap butir airmata dan bulir peluh yang terjatuh di jembatan dunia  akan menjadi saksi atas balasan pahala yang disediakan Allah bagi mereka yang istiqomah di jalanNya. pahala-syurga, pahala-syurga, pahala-syurga,amin, biidznillah.
Ingatlah sahabatku, jangan sampai di yaumil akhir nanti kita menyesal karena tak memiliki al quwwah ar-ruhiyah ini, hingga hari demi hari kita habiskan dengan aktivitas sia-sia yang tidak menghantarkan kita kepada keridhoan dan syurga-Nya, bahkan malah menjerumuskan kita kepada kemurkaan dan azab neraka-Nya. Naudzubillah. [#F4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar