Marketing Dakwah - Fenfen Fenda Florena |
Hari Jum’at,
05 Oktober 2012 kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman
dan ilmu dalam salah satu kegiatan rutin
tahunan yang digelar oleh Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran (LDFK) Universitas
Islam Bandung, Muslim Managerial ( or Management)
& Leadership Camp 2012. Kegiatan tersebut merupakan event subordinat MMLC Nasional yang
menjadi salah satu hajatan besar Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas
Kedokteran Indonesia (FULDFK) untuk menggodok serta menempa para punggawa
terbaiknya di seluruh wilayah Indonesia.
Ada beberapa hal
menarik yang saya perhatikan, terutama dalam penyusunan alur materi pelatihan
yang cukup rapi dan tersistematis. Materi yang disajikan di awal acara berkisar tentang
dakwah profesi. Materi tersebut menekankan sebuah pesan yang tegas, betapa
pentingnya setiap kader dakwah memiliki kapasitas ilmu sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuni selama kuliah. Materi
yang menekankan Up grading skill, yakni strategi
perancangan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan klinis, aspek etika dan
medikolegal dalam praktik kedokteran dan kesehatan yang sesuai dengan ajaran
Islam. Materi kedua, berkaitan dengan aktualisasi dan kompetensi kader berbasis
show on, berupa pelatihan public speaking. Di sini, para peserta
dijejali dengan berbagai teori dan konsep praktis untuk memudahkan mereka
tampil percaya diri ketika berada di tengah-tengah keramaian sekaligus menjadi
pusat perhatian. Materi ketiga, berkaitan dengan managemen LDF, teori
pengaturan tim dan diri dalam menjalankan proses organisasi agar berjalan
sesuai dengan visi, misi dan core value
organisasi.
Materi
selanjutnya, adalah materi motivasi dan inspirasi berupa leadership tutorial. Penjelasan tentang tipe-tipe kepemimpinan dan
strategi untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan pada diri kader. Satu demi persatu materi yang ditampilkan saling berkaitan dan memang beralur dengan cukup rapi, tidak heran jika kegiatan ini menjadi kawahcandrimuka bagi para kader muda yang akan meneruskan estafet perjuangan.
Acara yang diselenggarakan selama 3 hari 2 malam ini memang sarat dengan berbagai materi dan pelatihan organisasi yang cukup urgen, namun, di antara sekelumit materi yang disajikan, jika boleh saya memilih, materi yang paling rumit dan cukup pelik adalah materi yang kebetulan diajukan untuk saya bawakan, yakni marketing dakwah. Kok bisa? Jelas, karena materi ini adalah materi yang terintegrasi dengan sejumlah materi organisasi lainnya. Untuk menyampaikan materi ini, kita harus memahami betul arah visi, detail misi organisasi, core value, dan corporate culture LDF selaku gerakan mahasiswa yang menggunakan identitas Islam sebagai ciri dan landasannya. Materi yang harus menumbuhkan kreativitas peserta dalam bereksperimen di lapangan. Materi yang bukan berasal dari teori buku managemen, namun ia harus lahir dari rahim pengalaman dan sekelumit pandangan aktivis dakwah selaku pegiat komunikasi.
Acara yang diselenggarakan selama 3 hari 2 malam ini memang sarat dengan berbagai materi dan pelatihan organisasi yang cukup urgen, namun, di antara sekelumit materi yang disajikan, jika boleh saya memilih, materi yang paling rumit dan cukup pelik adalah materi yang kebetulan diajukan untuk saya bawakan, yakni marketing dakwah. Kok bisa? Jelas, karena materi ini adalah materi yang terintegrasi dengan sejumlah materi organisasi lainnya. Untuk menyampaikan materi ini, kita harus memahami betul arah visi, detail misi organisasi, core value, dan corporate culture LDF selaku gerakan mahasiswa yang menggunakan identitas Islam sebagai ciri dan landasannya. Materi yang harus menumbuhkan kreativitas peserta dalam bereksperimen di lapangan. Materi yang bukan berasal dari teori buku managemen, namun ia harus lahir dari rahim pengalaman dan sekelumit pandangan aktivis dakwah selaku pegiat komunikasi.
Setiap aktivis
dakwah adalah komunikator. Setiap aktivis dakwah adalah seorang praktisi marketing. Tanpa disadari, setiap hari
ia semakin mahir dalam memasarkan (baca: menyebarkan) produk berupa ide-ide
keislaman yang menjadi qiyadah fikriyah. Perlu rencana dan strategi yang jitu, perlu sarana
komunikasi yang ampuh agar ide-ide Islam yang hendak kita sampaikan dapat sampai
dan diterima oleh civitas akademika selaku objek dakwah.
Hal menarik
selain yang di atas adalah ketika ada pertanyaan yang muncul dari seorang rekan
dakwah tepat beberapa jam sebelum saya berangkat ke Ciburial, Dago :
“akh, antum kok isi materi strategis di acara
rekan-rekan dakwah yang tidak se-harokah? Bagaimana jika ilmu yang antum share
malah dimanfaatkan oleh rekan-rekan dakwah disana untuk mengajak orang membela
demokrasi?”
Dengan tersenyum saya pun menjawab,
“Awalnya yang saya sampaikan memang ilmu komunikasi
dan marketing dakwah, namun pada ujungnya, materi yang saya sampaikan adalah marketing
khilafah :D”
hoho...
BalasHapusgood job bro!
adakah materinya?
boleh saya minta bro?
sepertinya penting bro,
ristiana.kangnana@gmail.com
udah dikirim, mas bro. monggo dicek..
BalasHapus