expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

beres

Kamis, 16 Februari 2012

Setangkai pucuk do'a untuk Sang Kekasih



peluit malam pun berbunyi,
tanda malam sudah dimulai.

di balik jendela langit angkasa luar,
ku dengar, pemuda-pemudi menyanyikan lagu cinta,
katanya demi menyiapkan hari spesial 14Februari bersama dambaan hati.

di belahan bumi yang lain,
ku lihat, pemuda-pemudi mencelupkan pena tinta,
katanya demi menyadarkan pemuda-pemudi yang dimabuk cinta.
dambaan umat.

hari kasih sayang akan menghias 7 milyar penduduk bumi,
simbol kekhidmatan di setiap relung pesona hati manusia.

hari kasih sayang benar-benar jadi euforia cinta,
tapi malah bermuara syahwat yang memperbudak manusia yang merdeka.

aku tersenyum sinis,
memang iya? tapi, kok cinta diobral dengan nafsu syahwat.
semurah itu kah harga sebuah permata berharga bernama cinta?
serendah itu kah derajat para 'pejuang yang mengatasnamakan cinta?

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah belaian hangat Khadijah di atas tubuh gemetar Muhammad di kala wahyu pertama turun.

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah dekapan terakhir Aisyah pada tubuh lemas Muhammad di kala Izrail mengucap salam kehormatan terakhir.

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah kesetiaan tak terkira Fatimah pada kesederhanaan Ali yang istiqomah memupuk ridho tuhannya.

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah ketika Mu'tasim billah menyahut seruan seorang Muslimah yang memanggil-manggilnya karena terdzolimi.

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah ketika Sultan Abdul Hamid II menolak tawaran si zionis Hertlz atas Palestina karena kecintaan pada umat ini.

andai semua tahu, andai semua orang sadar,
bahwa cinta adalah ketika rasa rindu akan kedalaman iman membuahkan perjuangan tiada henti tuk membawa pulang cerita kejayaan umat, dengan kembalinya Khilafah Rasyidah..

peluit malam pun masih berbunyi,
tanda bulan masih bertengger di lengkung langit malam.

aku kembali larut dalam keheningan,
dalam bait-bait ilmu,
bab demi bab mulai antri.
demi sebuah kertas berstempel tanda kelulusan.

satu tahun, dua tahun, tiga tahun berlalu begitu cepat,
rasa-rasanya baru kemarin sore aku tiba di sini,
saat itu aku adalah remaja kurus yang rakus ilmu.
hingga kini aku baru sadar, hampir semua orang yang berjumpa memanggilku dengan gelar depan : " kang, a atau bahkan bapak"

ah, rasanya aku tak setua itu,
aku masih Fen2 kecil yang senang bermain kelereng & layangan,
aku masih Fen2 kecil yang tertawa ketika bahagia, menangis ketika bersedih.

tapi sudahlah, zaman memang terus berlari.
generasi harus terus baru,
karena peradaban membutuhkan kontribusi mereka.

setiap kita, akan terus memasuki dimensi kehidupan yang baru.
yang lahir tumbuh kuat,
yang muda berubah dewasa,
yang tua semakin senja,
hingga kembali ke titik nol.

akankah ini menjadi akhir perjalanan ilmu,
atau awal perjalanan yang baru.

peluit malam pun tetap berbunyi,
tanda bahwa bintang-bintang datang berkerlipan menemani bulan,

Ya Allah..
setiap hari ku persiapkan bekal & kado amalan untuk menemui-Mu,
sebenarnya aku malu, karena kado yang ku berikan pada-Mu sungguh tak sebanding dengan nikmat dan karunia-Mu kepadaku.
sungguh aku malu ya Rabb,

Allahu Robbi,
Bangunkan untukku dan keluargaku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Jannah, serta mudahkanlah kami dalam melangkah beriringan memenuhi panggilan-Mu.

Allahu Robbi,
Bangunkan pula untuk teman, sahabat, handai taulan, serta orang-orang yang setia di jalan-Mu sebuah rumah istimewa di samping kiri-kanan rumah Jannahku dekat dengan telaga Jannah.
agar pada hari itu, kami bisa tersenyum bahagia, puas akan kehidupan dan perjuangan yang dilalui.

Allahu Robbi,
sampaikan salam darku untuk kekasih-Mu, Rasul saw tercinta.
yang setiap malam selalu ku ingat namanya dan ku simpan namanya jauuuh di lubuk hatiku yang paliiing dalam. Tak ada satu pun yang boleh menggantikannya sedikit pun, di hatiku juga di mata-Mu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar