Setengah dasawarsa yang lalu perjalanan
kecil ini dimulai.
Dengan segumam asa hingga menjadi satu teriakan yang
membahana.
Tak ada satu pun janji yang terakad, tak juga satu kata yang terucap,
kecuali janji dan kata setia untuk menggapai satu ranting impian yang
dulu sempat tergumam.
Bukit itu yang kini mulai terlihat dibalik lensa kaca.
Ku untai satu persatu kata dalam tulisan ini bersama sejumput kelelahan
yang mulai merayap ke seluruh sendi.
Aku lelah, namun aku masih tahu arah..
Aku jemu, namun tak ku ambil jalan yang keliru..
Aku hanya bisa terpejam, saat penat mematuki selingkar pita,
aku nikmati rasa sakit, aku temani rasa perih,
luka adalah temanku,
lelah adalah sahabatku,
karena luka selalu mengingatkanku atas kelemahanku,
karena lelah selalu mendorongku untuk mengejar mimpi dan cita-citaku,
aku merasa jauuuh lebih hebat,
saat aku tetap sabar untuk taat,
aku merasa jauuuh lebih kuat,
dari mereka yang sering berteman dengan maksiat,
Aku ingin berlari di antara sabana,
melompati delta dan muara, merangkak diantara goa, jatuh dan tersandung batu
pualam. aku ingin melintasi khatulistiwa, menerjang ombak di samudera, dan
menggenggam cakrawala. Aku ingin berkata kepada dunia bahwa aku BISA!