expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

beres

Selasa, 06 Agustus 2013

Never quit!




Banyak hal yang telah, sedang dan akan berubah. Bumi terus berputar, waktu pun segera berlalu. Dan aku termenung sambil bertanya, "kenapa dunia masih saja menertawakanku? Kenapa setiap niat baik selalu ada saja yang mencibir? kenapa setiap harapan tidak selalu berujung pada kepastian? Kenapa selalu saja ada keraguan yang menjadi tembok penambat ketulusan hati?"

  • Perlahan aku sadari, ternyata jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya telah lama tersembunyi dalam satu ruangan semu yang samar terlihat di depan mataku. Memaksaku untuk memulai kembali perjalanan hidupku dari titik nol menuju tak hingga, dari keterbatasan diriku menghadap awan di langit yang kelabu, mengitari zenit hingga ke nadir. Kini aku mengerti, bahwa tugas kita adalah mencoba dan memperjuangkan apa yang kita inginkan, meski pada akhirnya kita menemukan sebuah kenyataan yang pahit, kenyataan yang menyisakan luka, membuat kita semakin dewasa. ya, menjadi pribadi yang dewasa. 

    Kini yang harus aku lakukan adalah menutup rapat ruang-ruang kekhawatiran agar suatu hari nanti aku tak merasakan pahitnya penyesalan atas pilihan hidup yang kini aku ambil. Sungguh, aku ingin melangkah dalam gelap tanpa harus lenyap, untuk merengkuh rasa takut tanpa perlu surut. Melepas baju kekhawatiran yang menyelimutiku. 


    Ya Allah, begitu cepat waktu berlalu. Tak terasa ia hadir begitu saja, hingga akhirnya, Ramadhan tahun ini nyatanya menjadi penutup perjuanganku di dakwah kampus. Fase perjuangan yang menguji mentalku, membentuk kepribadianku, mematangkan cara berfikirku, melatih kedewasaanku. Sebagai seorang kader, aku harus siap meninggalkan fase ini agar ritme dan siklus kaderisasi berjalan seperti seharusnya. Tapi sebagai manusia, begitu berat rasanya jika harus meninggalkan orang-orang yang begitu berjasa besar dalam hidupku dalam waktu yang sesingkat ini. Masih banyak kontribusi yang ingin aku berikan, masih banyak tanggungjawab yang belum aku tuntaskan. Tapi, apalah daya, waktu pun mendikteku untuk perlahan memasuki fase perjalanan dakwah berikutnya, untuk menemukan ujian dan tantangan hidup di dunia yang baru. Ku harap, suatu hari nanti ku akan kembali ke tanah ini dengan kepala tegak, karena potensi diri yang melejit, karena value diri yang terus bertambah.

    Kini, aku tak takut lagi pada kumpulan masa depan yang berkelok, karena ku yakin arah perjalanan ini perlahan pergi menuju pada satu titik kecil yang akan terenda manis. Aku tak kan menyerah pada kenyataan dan ujian kehidupan, I will never quit!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar