expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

beres

Rabu, 21 November 2012

Mengubah Dunia



Rabu, 21 November 2012. Hari ke-247 bergelut dengan skripsi. Rasa-rasanya baru kemarin memulai
skripsi, tapi beberapa hari terakhir saya mulai tersadar bahwa angka 247 ternyata angka yang terlalu besar untuk sebuah awal yang baru. Terlebih ketika menyaksikan beberapa teman-teman satu angkatan di Unpad sudah mendapatkan gelar sarjana dengan durasi waktu yang tidak cukup lama.

Sejenak saya mulai memutar ulang kembali memori, wah, ternyata setelah dihitung dengan seksama, hampir dua bulan meninggalkan penelitian tanpa progres sama sekali. dua bulan itu ada yang tersita karena aktivitas mengajar plus aktivitas-aktivitas yang kurang terlalu produktif. Aplikasi manajemen prioritas mulai berada dalam kegoncangan yang luar biasa. 


Belum lagi ditambah dengan waktu yang tersita untuk me-review materi yang cukup banyak, ternyata untuk menyelesaikan penulisan skripsi, harus memperdalam materi kuliah di tahun kedua dan tahun ketiga, seperti Kimia Dasar, Fisika Modern, Fisika Material, Fisika Zat Padat, Fisika Kuantum, hingga Mekanika Kuantum Molekul. Sekarang, saya benar-benar mulai menyadari dan merasakan sensasi menjadi seorang mahasiswa Fisika, tepatnya mahasiswa Fisika murni bin tulen. Saya jadi teringat dulu, ucapan ustadz Hakim Abdurrahman (Fisika Unpad 2000), beliau dengan mata yang menyala-nyala berucap:

"Masuknya telur ayam ke dalam lubang galon air minum tidaklah lebih sulit dibandingkan keluar dari jurusan Fisika!" nah loo..

Tapi alhamdulillah, atas izin Allah akhir tahun ini saya bisa percaya diri untuk mengajukan tanggal seminar KBK, seminar Jurusan hingga sidang, berharap bulan Februari 2013 bisa mengenakan jubah dan toga wisuda. Saya benar-benar ingin membuat ibu, bapak dan semua keluarga besar saya bisa berbangga ketika hadir di hari kelulusan kelak. 

Sungguh, tidak perlu menjadi seorang sarjana untuk membuktikan rasa tulus kita kepada keluarga, tidak perlu menjadi seorang pebisnis yang hidup penuh keberlimpahan untuk membahagiakan kedua orang tua kita. Karena yang mereka ingin saksikan adalah tumbuh dan berkembangnya kita menjadi pribadi yang berkualitas, dewasa dan bijaksana. itu saja sudah cukup bagi mereka. Subhanallah, cinta keluarga itu begitu sederhana namun sarat dengan makna dan rasa.

Suatu hari nanti, ketika saya sudah menjadi suami dari seorang istri, menjadi ayah dari seorang anak, tentu saya akan benar-benar merasakan begitu berat dan hebatnya tugas seorang laki-laki.

Tujuh tahun yang lalu, ketika saya duduk manis di bangku kayu berseragam putih abu, saya sempat mengagumi seorang mahasiswa dan ingin menjadi seperti beliau. Dua tahun kemudian, ketika saya berdiri kaku di depan toko fotocopy di Jatinangor, saya menyadari bahwa saya telah menjadi seorang mahasiswa. Dua tahun setelahnya, saya melihat gambar pohon sakura dan bunga-bunga salju yang menghiasi taman-taman, dan kini, saya hampir mencium wangi bunga-bunga sakura itu, ya Allah.. Di depan ku ada sebuah pintu yang cukup besar, yang harus ku lakukan adalah mencari kunci yang benar agar dapat membuka pintu yang telah Engkau sediakan..   

ayah, ibu.. lihatlah aku,
aku siap menemui dunia...

ya Allah.. kuatkanlah aku,
karena aku siap menaklukkan dunia!!


Setengah dasawarsa yang lalu perjalanan kecil ini dimulai. 
Dengan segumam asa hingga menjadi satu teriakan yang membahana. 
Tak ada satu pun janji yang terakad, tak juga satu kata yang terucap, 
 kecuali janji dan kata setia untuk menggapai satu ranting impian yang dulu sempat tergumam. 
Bukit itu yang kini mulai terlihat dibalik lensa kaca.  

Ku untai satu persatu kata dalam tulisan ini bersama sejumput kelelahan 
yang mulai merayap ke seluruh sendi.

Aku lelah, namun aku masih tahu arah..
Aku jemu, namun tak ku ambil jalan yang keliru..

Aku hanya bisa terpejam, saat penat mematuki selingkar pita,
aku nikmati rasa sakit, aku temani rasa perih,
luka adalah temanku,
lelah adalah sahabatku, 
karena luka selalu mengingatkanku atas kelemahanku,
karena lelah selalu mendorongku untuk mengejar mimpi dan cita-citaku,


aku merasa jauuuh lebih hebat,
saat aku tetap sabar untuk taat,

aku merasa jauuuh lebih kuat, 
dari mereka yang sering berteman dengan maksiat,

Aku ingin berlari di antara sabana, melompati delta dan muara, merangkak diantara goa, jatuh dan tersandung batu pualam. aku ingin melintasi khatulistiwa, menerjang ombak di samudera, dan menggenggam cakrawala. Aku ingin berkata kepada dunia bahwa aku BISA!









Tidak ada komentar:

Posting Komentar